TAUHID RUBUBIYAH YANG BATHIL DIBUAT SALAFY.

ALLAH BERFIRMAN: Katakanlah: Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui? Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.”Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak ingat?Katakanlah: Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya `Arsy yang besar? Mereka akan menjawab: Kepunyaan Allah.Katakanlah: Maka apakah kamu tidak bertakwa? Katakanlah: Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab) -Nya, jika kamu mengetahui? Mereka akan menjawab: Kepunyaan Allah. Katakanlah: (Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu? [QS. Al-Mu-minun: 84-89]

  Sebagian orang menganggap bahwa ayat-ayat ini tengah memberitahukan bahwa orang-orang non-Muslim juga mengakui Rububiyah Allah. Mereka berpendapat bahwa orang komunis, orang atheis, orang Kristen, orang Hindu, orang Budha, orang Yahudi,dan yang lainnya itu mengakui bahwa Allah adalah Pencipta semesta alam.

  Sungguh, ini adalah aqidah yang bathil. Ayat-ayat tersebut justeru memberitahukan kepada kita bahwa kalau pun mereka berkata seperti itu, sesungguhnya pengakuan mereka itu adalah
pengakuan dusta. Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta. [QS. Al-Mu- minun: 90] 
Perhatikan bagaimana Allah membantah pengakuan mereka itu. Mereka ditanya,Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui? Kalau pun mereka berkata,“Kepunyaan Allah.” Maka itu adalah pernyataan mereka yang dusta. Allah membantah mereka. Jika benar mereka mengakui bahwa bumi dan semua yang ada padanya itu adalah kepunyaan Allah, lalu mengapa mereka tidak beribadah kepada Allah dengan mengesakan-Nya? Mereka ditanya, “Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya `Arsy yang besar?” Kalau pun mereka menjawab, “Kepunyaan Allah.” Maka itu adalah pernyataan bohong. Jika mereka memang mengakui bahwa Allah adalah Rabb langit dan Rabb arsy yang agung, lalu mengapa mereka tidak takut kepada hukuman dan siksa Allah dengan cara menyembah-Nya dan mengesakan-Nya? Mengapa mereka malah menyembah yang lain atau menyekutukan-Nya? Mereka ditanya, Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab) -Nya, jika kamu mengetahui? Kalau pun mereka menjawab,“Kepunyaan Allah.” Maka pernyataan mereka itu adalah pernyataan yang sia-sia. Jika mereka mengetahui bahwa Allah Mahakuasa lagi Maha melindungi, lalu mengapa mereka tidak mengesakan Allah? Mereka bertingkah seperti orang yang kena sihir sehingga mereka lupa bahwa hanya kepada Allah Yang Mahakuasa hendaknya mereka menyembah. Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.
  Maka rusaklah aqidah yang mengatakan bahwa orang Kristen, orang Hindu, orang Budha, orang Yahudi, dan yang lainnya itu mengakui rububiyah Allah. barangsiapa masih membela aqidah semacam ini,hendaklah dia memperhatikan ayat-ayat berikut:
 Dan mereka berkata: “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa”, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. [Al-Jaatsiyah: 24]
 Ayat di atas menjelaskan bagaimana pandangan orang atheis dan orang Budha. Akankah kita mendustakan ayat Allah tersebut? 
  Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam”.Katakanlah: “Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi semuanya? Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. [QS. Al-Maaidah: 17]
 Ayat di atas menjelaskan bahwa orang Kristen itu adalah orang yang mengingkari Rububiyah Allah karena mereka telah mengangkat Nabi Isa Al-Masih sebagai Rabb (Lord) dan Ilah (God). Doktrin Kristen menyatakan bahwa pencipta alam semesta adalah Tuhan Tritunggal, bukan Allah Yang Mahaesa. Akankah kita mendustakan ayat Allah ini dengan berkata bahwa orang Kristen mengakui rububiyah Allah???
Orang-orang Yahudi berkata:“Uzair itu putera Allah” dan orang Nasrani berkata: Al Masih itu putera Allah. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dila`nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? [QS. At-Taubah: 30]
  Dan lihatlah bagaimana Yahudi telah berpandangan bahwa Allah itu mempunyai jisim (tajsim) dan menyifati Allah dengan sifat-sifat yang sama dengan manusia (tasybih) seperti berjalan-jalan,beristirahat, dsb. Maka rusaklah aqidah mereka yang berpandangan bahwa Allah itu turun, duduk, mempunyai tangan, dsb. Sungguh aqidah seperti itu sangatlah mirip dengan aqidah Yahudi dan Nashrani. Maka bertaubatlah dari aqidah aqidah rusak semacam ini.
 Sebagian orang berkata bahwa Allah duduk tetapi tidak seperti duduknya manusia. Kata-kata 'tetapi tidak seperti duduknya manusia' hanyalah alasan agar tidak dianggap tasybih. Padahal masalah keserupaan yang dimaksud bukan terletak kepada caranya, melainkan pada sifatnya. Ketika seseorang berkata bahwa Allah itu duduk secara harfiah, maka dia telah tasybih atau menyerupakan sifat Allah dengan sifat manusia tidak peduli apakah cara duduk-Nya sama dengan cara duduk manusia atau berbeda. Ketika membaca ayat bahwa Allah Istiwa di atas arsy, ada dua cara yang dapat dipilih, yaitu beriman bahwa ayat tersebut memang benar firman Allah namun menolak untuk menafsirkan ma’na istiwa dengan alasan bahwa hanya Allah yang mengetahui dengan pasti ma’nanya; atau dia beriman bahwa ayat tersebut memang benar firman Allah dan mena’wilkan ma’na istiwa dengan cara ta’wil yang benar namun tetap mengatakan bahwa hanya Allah yang mengetahui dengan pasti ma’nanya.  Bagaimana pun, ayat-ayat semacam itu bukanlah ayat muhkamat yang tegas dan terang maksudnya, tetapi ayat mutasyabihat yang mengandung beberapa pengertian dan tidak dapat ditentukan arti mana yang dimaksud kecuali setelah diselidiki secara mendalam.



  Bertaubatlah dari aqidah tajsim dan tasybih. Bertaubatlah dari aqidah yang mengatakan bahwa orang non-Muslim itu mengakui rububiyah Allah.

0 komentar:

Posting Komentar

Random Aswaja News

Total Tayangan Halaman